<H1>
Mari Belajar IPS
</H1> |
<H1>
Mari Belajar IPS
</H1> |
<H2>
Sabtu, 04 Februari 2017
</H2> |
<H2>
video cara menambahkan video, audio, file pdf dan ppt ke blog
</H2> |
<H2>
PEMBUATAN BLOG DASAR
</H2> |
<H2>
Rabu, 25 Januari 2017
</H2> |
<H2>
MASUKNYA KEBUDAYAAN HINDU - BUDDHA KE INDONESIA
</H2> |
<H2>
Selasa, 24 Januari 2017
</H2> |
<H2>
ppt
</H2> |
<H2>
KUIS 1
</H2> |
<H2>
Jumat, 20 Januari 2017
</H2> |
<H2>
Masyarakat Indonesia pada masa Pra-aksara
</H2> |
<H2>
Author Details
</H2> |
<H2>
Popular Posts
</H2> |
<H2>
Find us on Facebook
</H2> |
<H2>
Advertisement
</H2> |
<H2>
Labels
</H2> |
<H2>
About Big Vines
</H2> |
<H2>
Home PageNav Display
</H2> |
<H2>
Related Posts Display
</H2> |
<H2>
Comments
</H2> |
<H2>
Item Post Navigation Display
</H2> |
<H2>
Facebook
</H2> |
<H2>
Post Ads (Documentation)
</H2> |
<H2>
Disqus Shortname
</H2> |
<H2>
Full Width CSS
</H2> |
<H2>
Home Recent Posts Display
</H2> |
<H2>
Post Top Ad
</H2> |
<H2>
Search This Blog
</H2> |
<H2>
Blog Archive
</H2> |
<H2>
Labels
</H2> |
<H2>
Random Posts
</H2> |
<H2>
Author Info (Documentation)
</H2> |
<H2>
Slider (Need Documentation)
</H2> |
<H2>
Mengenai saya
</H2> |
<H2>
Materi 1
</H2> |
<H2>
Menu
</H2> |
<H2>
Labels
</H2> |
<H2>
Videos
</H2> |
<H2>
Popular Posts
</H2> |
<H2>
DAFTAR ISI
</H2> |
<H2>
ABOUT ME
</H2> |
<H2>
Advertisement
</H2> |
<H2>
Like us
</H2> |
<H2>
Category
</H2> |
<H2>
Services
</H2> |
<H2>
Newsletter
</H2> |
<H4>
1. Periodesasi secara Geologis </H4> |
<H4>
2. Periodesasi Secara Arkeologi </H4> |
<H4>
Periodisasi secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan bendabenda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa praaksara. Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda tersebut, masapraaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam.Agardapat dipahami periodisasi ini dengan baik, mari kita belajar bersama! </H4> |
<H4>
a) Zaman BatuZaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yangdigunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi tiga, yaituPalaeolithikum, Mesolithikum, dan Neolithikum. </H4> |
<H4>
1) PaleolithikumPaleolithikum berasal dari kata Palaeo artinya tua, dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak ditemukan didaerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan benda-benda praaksara di kedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindahpindah(nomaden). Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk </H4> |
<H4>
b) MesolithikumMesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini dapat disebut zaman batu tengah. Hasil kebudayaan batu tengah sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua). Pada zaman ini, manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang menjadi ciri dari zaman ini adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.
</H4> |
<H4>
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark,yaitukjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi,Kjokkenmoddinger arti sebenarnyaa dalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya.Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus.Selain itu ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling). Abris Sous Roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua)maksudnya adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah,flakes, batu pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan. </H4> |
<H4>
c) NeolithikumNeolithikum berasal dari kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang artinya batu.Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.Kapak persegi berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat. Kapak lonjong bentuknya lonjong. Pada ujung yang lancip ditempatkan tangkai dan pada bagian ujung yang lain diasah sehingga tajam. Kapak lonjong ada yang berukuran besar dan ada juga yang kecil. Kapak lonjong berukuran besar disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut Kleinbeil. Fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Selain kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat
barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian. Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu dan kulit kerang. </H4> |
<H4>
d) Tradisi MegalithikMegalithik berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithos yang artinya batu.Megalithik berarti batu besar.Jadi yang dimaksud dengan tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.Tradisi ini muncul pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan tehadap roh nenek moyang. Jenisjenis bangunan megalithik antara lain sebagai berikut. </H4> |
<H4>
(1). Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yangberfungsisebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan untukorang yang telah meninggal. </H4> |
<H4>
(2). Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen jugaberfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku atau raja. </H4> |
<H4>
(3). Kubur peti batu adalah tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papanpapan batu itu disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya diletakkan membujur ke arah sungai atau gunung. </H4> |
<H4>
(4). Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknyakubus dan bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi </H4> |
<H4>
(5). Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. </H4> |
<H4>
(6). Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.(7). Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya berbentuk binatang atau manusia. </H4> |
<H4>
2) Zaman LogamSebagai perkembangan dari zaman batu, manusia masuk ke zaman logam. Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada zaman ini antara lain adalah kapak corong (kapak yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, cendrasa (kapak sepatu). </H4> |
<H4>
</H4> |
<H4>
3. Periodisasi berdasarkan Perkembangan Kehidupan Periodisasi ini didasarkan atas perkembangan kehidupan manusia praaksara. Berdasarkan hal tersebut, maka masa praaksara dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian. Bagaimana perkembangan manusia pada masa-masa tersebut? Bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan hidup? Bagaimana hubungan antar mereka dalam membentuk kelompok? Untuk menambah informasi tentang perkembangan masyarakat pada masa-masa itu, mari kita belajar bersama! </H4> |
<H4>
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Masa berburu makanan dibagi menjadi dua tingkat, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. </H4> |
<H4>
a) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Masa berburu makanan tingkat sederhana diperkirakan semasa dengan zaman paleolithikum.Manusia yang hidup pada masa ini masih rendah tingkat peradabannya. Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkanmakanan tingkat sederhana masih sangat bergantung pada alam. Jika sumber makanan di sekitar tempat mereka menipis atau sudah habis, mereka berpindah ke tempat lain. Mereka hidup mengembara, pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain sebagai pemburu binatang dan penangkap ikan.
Di samping itu, mereka juga meramu, yakni mencari dan mengumpulkan makanan.Jenis makanan yang dikumpulkan misalnya ubi-ubian, buah-buahan dan daun-daunan. Mereka juga mencari tempat-tempat yang ada airnya.Tempat yang mereka pilih ialah di padang-padang rumput diselingi semak belukar, yang sering dilalui binatang buruan. Kadang-kadang mereka memilih tempat tinggal di tepi pantai,sebab di situ mereka dapat mencari kerang dan binatang-binatanglaut lainnya.Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana hidup secara berkelompok yang tersusun dari keluargakeluarga kecil. Anggota kelompok yang laki-laki melakukan perburuan dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan kecil. manusia sudah mampu membuat alat-alat sederhana dari batu atau tulang dan kayu.Alat-alat yang dibuat masih berbentuk kasar. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Alat-alat batu inti, terdiri kapak perimbas, kapak penetak,pahat genggam, dan kapak genggam. Alat serpih yang digunakan untuk pisau, peraut, gurdi, mata panah, dan untuk menguliti umbi-umbian. Alat dari tulang dan kayu. </H4> |
<H4>
b) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat LanjutMasa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan semasa zaman mesolithikum.Kehidupan manusia pada masa ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Manusia mulai hidup menetap walaupun hanya untuk sementara waktu dan mulai mengenal cara bercocok tanam sederhana. Selain itu, tampak kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan sesuatu yang belum dicapai pada masa sebelumnya seperti lukisan didinding gua atau dinding karang. Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut sudah mengenal cara bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu menebang hutan, kemudian membersihkan dan menanaminya, setelah dirasakan kesuburannya berkurang,maka pindah ke tempat lain. Selain berladang, mereka juga memelihara dan mengembangbiakkan binatang. Manusia secara berkelompok mulai hidup menetap dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya.Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air, mereka melukiskan sesuatu di dinding gua yang menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup. Lukisan-Lukisan ini dibuat dengan cara menggores pada dinding atau dengan memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada berupa gambar tangan, binatang, atau bentuk lainnya.
</H4> |
<H4>
Lukisan dinding gua menandakan berkembangnya kepercayaan manusia pada masa itu. Misalnya lukisan cap tangan dengan latar belakang warna merah mengandung arti kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap dianggap sebagai tanda berkabung. Pada masa ini, kemampuan manusia membuat alat-alat atau perkakas mengalami kemajuan.Alat-alat-alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Kapak sumatra, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus dan sisi lainnya kasar. Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk digunakan sebagai penggali umbi-umbian. </H4> |
<H4>
2) Masa Bercocok Tanam Setelah tahap hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia memasuki suatu masa kehidupan yang disebut masa bercocok tanam. Masa bercocok tanam diperkirakan semasa dengan zaman Neolithikum.Pada masa ini, peradaban manusia sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi.Manusia sudah memiliki kemampuan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bercocok tanam dan mengembangbiakan binatang ternak.Manusia sudah hidup menetap dan tidak lagi berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.Mereka hidup menetap karena persediaan makanan sudah tercukupi.Pada bercocok tanam, manusia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada alam.Manusia sudah mampu mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka juga mengembangbiakan binatang ternak seperti ayam, kerbau dan hewan ternak lainnya.Meskipun sudah bercocok tanam dan memelihara hewan ternak, kegiatan berburu dan mengumpulkan hasil hutan masih tetap dilakukan. Manusia pada masa bercocok tanam diperkirakan sudah melakukan kegiatan perdagangan yang bersifat barter. Barang yang dipertukarkan pada waktu itu ialah hasil-hasil cocok tanam, hasil kerajinan tangan seperti gerabah dan beliung, atau hasil laut berupa ikan yang dikeringkan.Ikan laut yang dihasilkan oleh penduduk pantai sangat diperlukan oleh mereka yang bertempat tinggal di pedalaman.
Hidup menetap pada masa bercocok tanam memberi kesempatan bagi manusia untuk menata kehidupan secara teratur.Mereka hidup menetap di suatu tempat secara berkelompok dan membentuk masyarakat perkampungan. Perkampungan pada masa bercocok tanam terdiri atas tempat tinggal sederhana yang didiami oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh kepala kampung. Biasanya kedudukan sebagai kepala kampung dijabat oleh orang yang paling tua dan berwibawa.Kepala kampung merupakan tokoh yang disegani, dihormati dan ditaati oleh penduduk kampung yang dipimpinnya.
Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan perkampungan yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bersama mulai diatur dan dibagi antar anggota masyarakat. Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga seperti, membabat hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami,membangun rumah atau membuat perahu dilakukan oleh laki-laki. Adapun perempuan melakukan kegiatan menabur benih di ladangyang sudah disiapkan, merawat rumah dan kegiatan lain yang tidak memerlukan tenaga besar. Alat-alat yang dihasilkan sudah dibuat halus dan fungsinya beraneka ragam. Ada yangberfungsi untuk kegiatan sehari-hari, ada yang berfungsi sebagai perhiasan, ada pula yang berfungsisebagai alat upacara keagamaan. Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut:Kapak Persegi digunakan mengerjakan kayu, menggarap tanah dan alat upacara keagamaan. Kapak Lonjong digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan sebagai kapak biasa, Gerabah, Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul-mukul kulit kayu hingga halus, Perhiasan berupa gelang dari batu dan kulit kerang. </H4> |
<H4>
Pada masa bercocok tanam, berkembang kepercayaan bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat meninggal dunia.Roh dianggap mempunyai kehidupan dialamnya sendiri.Oleh karena itu, diadakan upacara pada waktu penguburan.Orang yang meninggal dibekali bermacam-macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan dan periuk yang dikubur bersama-sama.
Hal ini dimaksudkan agarperjalanan orang yang meninggal menuju alam arwah dan kehidupan selanjutnya terjamin sebaik-baiknya. Pada masa ini, mulai berkembang pula tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik (bangunan besar dari batu). Tradisi ini didasari oleh kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari orang yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Jasa seorang kerabat yang telah meninggal dunia diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar. Bangunan ini kemudian menjadi media penghormatan, tempat singgah, dan menjadi lambang bagi orang yang meninggal tersebut. </H4> |
<H4>
3) Masa Perundagian Masa perundagian merupakan akhir masa praaksara di Indonesia.Kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan, atau pembuatan sampan. Masa perundagian diperkirakan semasa dengan zaman perunggu. Pada masa ini, peradaban manusia sudah maju tingkatannya. Teknologi pembuatan alat-alat atau perkakas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelumnya. Masyarakat pada masa perundagian telah mampu mengatur kehidupannya. Kegiatan kehidupan yang mereka lakukan tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Kegiatan pertanian di ladang dan sawah masih tetap dilakukan.Pengaturan air dilakukan agar kegiatan pertanian tidak sepenuhnya bergantung pada hujan. Hasil pertanian disimpanuntuk masa kering dan mungkin juga untuk diperdagangkan ke daerahlain. Kegiatan peternakan juga turut berkembang, hewan ternak yangdipelihara lebih beragam dari masa sebelumnya. Masyarakat telah mampu beternak kuda dan berbagai jenis unggas. </H4> |
<H4>
Munculnya golongan masyarakat yang memiliki keterampilan tertentu menyebabkan teknologi berkembang pesat. Seiring kemajuan yang dicapai, terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Pada masa ini perdagangan masih bersifat barter, namun telah menjangkau tempat-tempat yang jauh, yakni antarpulau. Barang-barang yang dipertukarkan semakin beragam, seperti alat pertanian, perlengkapan upacara, dan hasil kerajinan. Kegiatan perdagangan antar pulau pada masa perundagian dibuktikan dengan ditemukannya nekara di Selayar dan kepulauan Kei yang dihiasi gambar-gambar binatang seperti gajah, merak, dan harimau. Binatang-binatang ini tidak ada di wilayah Indonesia bagian timur. Hal ini menunjukkan bahwa nekara tersebut berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Masyarakat pada masa perundagian hidup menetap diperkampungan yang lebih besar dan lebih teratur. Perkampungan ini terbentuk dari bersatunya beberapa kampung hingga jumlah kelompok penduduk bertambah banyak.Masyarakat tersusun dalam kelompokyang beragam. Ada kelompok petani, ada pedagang, ada pula kelompok undagi (pengrajin/tukang), kepercayaan pada masa sebelumnya. Masyarakat meyakini bahwa arwah nenek moyang berpengaruh terhadap perjalanan hidup manusiadan masyarakatnya.Oleh karena itu, arwah nenek moyang harus selalu dihormati dengan melaksanakan berbagai upacara.
Demikian pula kepada orang yang sudah meninggal,mereka diberi penghormatan dengan diberi bekal kubur. Terlebih lagi jika orang yang meninggal adalah orang yang terpandang atau mempunyai kedudukan dalam masyarakat, maka diadakan upacara penguburan dengan memberikan bekal kubur yang lengkap. Pada masa ini, berbagai bidang seni seperti seni lukis, seni ukir/pahat, seni patung, dan seni bangunan (arsitektur) mengalami perkembangan. Hal yang menunjukkan perkembangan ini diantaranya adalah meningkatnya pemahatan arca dan pendirian bangunan batu untuk pemujaan. </H4> |
<H4>
Dari urian diatas kita dapat menyimpulkan dan mendapatkan nilai posif, yaitu munculya nilai-nilai budaya pada masa pra-aksara yang cukup maju antara lain:a. Nilai Religius (Kepercayaan) Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan animisme. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib disebut dinamisme.b. Nilai Gotong Royongc. Nilai Musyawarahd. Nilai Keadilane. Tradisi Bercocok Tanamf. Tradisi Bahari (Pelayaran) Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi.Ilmu ini sangatmembantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakaiperahu yang sangat sederhana. </H4> |
<H4>
SELAMAT BELAJAR......... </H4> |
<H4>
</H4> |
<H4>
</H4> |
Social
Social Data
Cost and overhead previously rendered this semi-public form of communication unfeasible.
But advances in social networking technology from 2004-2010 has made broader concepts of sharing possible.